Narasi Mereka yang Suka Judi Online, Tabungan Habis sampai Harus Jual Mobil

Uang tabungan habis, mobil saya jual” Dion, bukan nama sesungguhnya, mengucapkan tiada uang yang masih ada di tabungannya selesai nyaris 1 tahun lebih main taruhan online. “Menang gak terasa, tetapi kalah malahan terasa. Terbalik kan?,” katanya. Pria 30 tahun ini kenal taruhan online mulai sejak 2018 dari seseorang rekan. Namun waktu itu, dia mengatakan tidak sangat ‘gila’ bermain judi. “Main-main, lantaran kawan saya menang mendapatkan motor satu. Terangsanglah. Saya lalu ajukan pertanyaan, bermain apa? Diberitahu websitenya, saya mendaftarkan. Saat itu belum kerap bermainnya, masih enjoy.”
Uang tabungan habis, mobil saya jual” Dion, bukan nama sesungguhnya, menjelaskan tiada uang yang ada di tabungannya selesai nyaris 1 tahun lebih main taruhan online. “Menang tidak terasa, namun kalah justru merasa. Terbalik kan?,” ujarnya. Pria 30 tahun ini mengetahui taruhan online mulai sejak 2018 dari orang rekan. Namun waktu itu, dia akui tidak sangat ‘gila’ bermain judi. “Main-main, lantaran kawan saya menang mendapat motor satu. Terbujuklah. Saya lalu ajukan pertanyaan, bermain apa? Diberitahu websitenya, saya mendaftarkan. Masa itu belum kerap bermainnya, masih enjoy.”
Mesin lantas akan putar serta mengacak-acak pelbagai jenis bentuk simbol atau gambar maka dari itu tidak disadari dengan cara pastinya gambar apakah yang tampil. Bila mesin yang stop berputar-putar terdapat delapan gambar yang masih sama dan membuat skema tertentu, dengan cara automatis menang. Kemenangan besar itu yang membikin Dion suka. Dalam satu hari dia dapat bermain judi hingga sampai 5 kali dengan memakan uang nyaris Rp 500.000. Namun kemudian, bukan menang yang ada. “Kemenangannya jarang-jarang serta tidak sebesar menang pertama tersebut. Paling dapat Rp 300.000, Rp 200.000, terkadang Rp 1 juta. Namun tidak pernah melalui dari Rp3 juta. Bila dipersentasekan 70% kalah, 30% menang.”
Namun demikian, walaupun telah kalah berulang-kali, Dion gak stop. Uang tabungan serta pesangon yang diterima karena diPHK karena sebab epidemi, habis untuk taruhan. “Ibaratnya jika kamu udah habis Rp dua juta, kamu jelas tidak terima serta harus membalikkan duwit itu melalui cara… gambling kembali, gambling kembali.” Buat membalasnya kalahnya, pria bujang ini mempertaruhkan surat BPKP mobilnya supaya memperoleh utang. Sekitar 40% uang gadai itu difungsikan untuk trading saham, bekasnya judi slots. Berulang-kali taruhan, ia masih tetap kalah. “Masa itu saya bayar hutang dari gadai BPKP udah sulit, selanjutnya saya memutuskan jual mobil buat lunasin utang.”
Semenjak itu, dia stop main taruhan online. Selain tidak akan mempunyai uang, dia sadar judi cuma menyia-nyiakan hasil jerih payahnya sepanjang tahun bekerja. Dion menyatakan sedikit untung sebab tidak terlilit utang online atau melakukan perbuatan ngotot yang lain cuman buat bermain taruhan online. “Saya bermain judi, tetapi saya tak ingin menyulitkan seseorang, tidak ingin hutang pada orang lain. Kemungkinan dasar itu yang melindungi saya dari suka taruhan online.”
Kecanduan taruhan online pun dihadapi Bagus -bukan nama sesungguhnya. Ia tidak mengenal waktu bermain judi . “Bangun tidur yang dibuka slots, sekalian makan bermain slots, jalanan sama kawan saya justru bermain slots, lantaran cukup online gunakan smartphone kan,” ujarnya. Bagus ketahui taruhan online dari temannya di Facebook yang kerap memperlihatkan uang hasil menang judi. Dan sejak mulai epidemi lalu diperlakukan lockdown, dia hampir tiada pekerjaan. “Bengong doang kan kala itu, tonton kawan menang taruhan online menjadi pingin lagi coba.” Judi slots online diputuskan sebab menurut dia lebih enteng daripada poker atau semacamnya yang butuh trick. Sebelumnya main judi slots, Bagus menempatkan Rp 10.000. Tidak diperkira, dia menang hingga Rp 17 juta.
“Itu pertamanya bermain. Rasanya saat itu bukan suka, tetapi tidak meyakini bila itu betulan . Maka saya nantikan, cair atau gak biar percaya.” “Sesudah lima hari, uang itu masuk ke dalam rekening saya. Baru sesudah itu bermain lagi hingga 6 bulan.” Sepanjang 6 bulan, Bagus taruhan dari uang hasil kemenangan pertama kalinya. Waktunya habis melihat monitor telpon untuk mencoba hoki. “Saya hingga sampai coba kalaupun bermain jam demikian kurang lebih menang atau mungkin tidak. Saya coba bermain larut malam, subuh, pagi, utamanya nyaris sepanjang hari hidup saya hanya bermain saja,” tuturnya. Bagus mengakui rasa ingin tahu serta ingin kembali menang membuat tidak bisa terlepas dari bermain judi.
“Lantaran kita penginnya lebih lagi. Telah sepuluh kali spin slots, tidak ada keluar gambar yang sama . Sehingga coba terus, lagi kemungkinan menang – lagi barangkali menang tahunya kalah.” “Kalah besar kerap, tetapi karena awalnya pernah menang besar diawalnya itu menjadi kalah biasa.” Tradisi itu ternyata membikin ia malas keluar dari rumah kendati ketentuan jarak sosial sudah memulai kendur. Dia cenderung lebih memilih di dalam kamar bermain judi. Sampai satu kali dia dibawa bergabung oleh kawan-kawannya. Tetapi dia justru repot main judi dibanding dengan lakukan perbincangan dengan beberapa temannya. “Jalanan sama rekan, saya justru keluarin mobile phone selalu bermain slots, bila percakapan tidak menarik saya bermain slots. Ditegurlah sama kawan, ujarnya otak saya hancur,” kata Bagus sembari tersenyum ingat pengucapan tersebut. Sadar jika judi menghancurkan metode hidupnya, dia memutus stop bermain taruhan online. “Sehabis berasa itu jelek, saya setop perlahan-lahan.”
Pemerhati sosial dari Kampus Indonesia, Devie Rahmawati, menuturkan endemi Covid-19 yang merusak banyak ekonomi keluarga jadi aspek terpenting kenapa beberapa orang teperdaya pada taruhan online. Taruhan online, kata Devie, seperti memberinya ‘jalan preferensi’ pada orang yang mau mendapati tambahan penerimaan. Variabel selanjutnya ialah kejenuhan. Saat ketentuan pemerintahan berkaitan Covid diperlakukan banyak orang-orang berasa terkurung dalam rumah dan selanjutnya suntuk. Taruhan online yang dibalut seperti permainan sesi biasa, merayu beberapa orang untuk coba lantaran dapat dijangkau kapan saja dan di mana saja.
“Manusia itu di dasarnya pemain sesi. Menariknya taruhan online daya pemikatnya melalui permainan. Ini yang lantas menggerakkan orang tiada diakui terjerat dalam taruhan online. Ujungnya mereka telah suka.” “Taruhan online membikin kehebohan, membikin orang ditantang, terpacu, serta ingin tahu.” Hal-hal lain yaitu, orang tidak perlu keluar uang banyak buat coba keberuntungan taruhan online. Hanya cukup uang beberapa puluh ribu rupiah memungkinnya mereka memperoleh beberapa puluh juta. “Itu kan begitu merayu hingga secara psikologi tak berasa memakan yang lebih besar untuk taruhan online.” Karena itu, menurut Devie, tidak ada seseorang juga yang imun dari kapasitas perangkap taruhan online. Entahlah itu datang dari group ekonomi ataupun pendidikan bawah atau tinggi.
Penanggulangan taruhan online di Indonesia, susulnya, cukup hanya berat dikarenakan situs atau program taruhan online terus banyak muncul berikut nama yang berlainan, walaupun aksesnya udah diputus. “Tidak hanya itu aktivitas permainan judi yang dilegalkan di banyak negara di luar Indonesia, menyebabkan hambatan penanganan hukum lewati negara. Itu jadi kendala tertentu sebab tersedianya ketaksamaan aturan hukum berkaitan permainan judi.” Namun demikian peneliti sosial, Devie Rahmawati, menilainya taruhan online adalah permasalahan serius yang penting jadi perhatian pemerintahan. Dikarenakan dalam bagian spesifik beberapa orang yang tidak dapat menyudahi rutinitas main taruhan online sampai lakukan tindakan bikin rugi pihak lain dapat diketagorikan menjadi ‘kecanduan’ serta diperlukan pengurusan lebih dari pada sekedar hukum.